Jujur aku bingung ingin me-review buku apa. Setelah otak berputar memikirkan ingin review buku apa, akhirnya diputuskan bahwa aku akan review buku dengan judul the Royal Bread. Aku baru saja menyelesaikan buku ini beberapa waktu lalu, jadi masih teringat dengan jelas ceritanya seperti apa...hohoho (maap kadang sering lupa jalan cerita novel, wkwk). Langsung saja... check this out!
“Oh, ini bukan tentang siapa yang harus
dicintai. Semua orang berhak mencintai dan dicintai. Ini bukan tentang kenapa
aku bisa jatuh cinta pada seorang anak tukang roti. Tapi, ini memiliki arti
yang lebih besar. Ini semua tentang cinta sejati.”– Putri Vanessa. (hal.151)
Novel ini menceritakan tentang seorang
laki-laki bernama Albert Glister, seorang anak
penjual roti yang hidup di kota New York. Dia juga menjadi salah satu anak
basket bersama sahabatnya yang bernama Jack. Suatu hari terdengar kabar bahwa
putri kerajaan Inggris, yaitu Vanessa Carrol akan pindah ke sekolah yang sama
dengan Albert. Saat hari kepindahan Vanessa tiba, terdapat penyambutan luar
biasa dilakukan oleh sekolah. Beberapa hari kemudian, toko roti milik keluarga
Albert terancam disita karena ayah Albert tidak mampu melunasi hutang akibat
penggadaian toko tersebut. Kemudian munculah ide
dari ibu Albert untuk mengajak Vanessa datang ke toko rotinya agar banyak
wartawan yang meliput dan toko rotinya pun menjadi terkenal.
Albert berhasil mengajak Vanessa untuk
datang ke toko rotinya. Vannesa membantu Albert dalam
menyelesaikan permasalahan hutang ayahnya. Awalnya Albert berpikir bahwa ia
tidak akan pernah memiliki perasaan untuk Vanessa, namun hati berkata lain, Albert
menyimpan perasaan kepada Vannesa. Tetapi saat itu Vanessa sedang berpacaran
dengan salah satu anak yang terkenal nakal di sekolah, yaitu Seth. Tak lama,
terdengan kabar bahwa Seth dan Vanessa putus. Hal itu menjadi sebuah kesempatan
untuk Albert. Kejadian-kejadian selanjutnya membuat Albert dan Vannesa semakin
dekat dan muncul perasaan lain di antara keduanya.
Kelebihan dari novel ini adalah menggunakan gaya bahasa yang cukup ringan, jadi bisa dipahami oleh
semua kalangan. Mengajak untuk melupakan orang yang telah menyakiti,
banyak kata penyemangat dan motivasi. Lalu ceritanya juga sangat menarik,
menurut saya novel ini gabungan cerita Sleeping Beauty dan kisah cinta antara
Pangeran William dan Kate Middleton, walaupun tidak sepenuhnya mirip. Yang
terakhir, sampulnya juga menarik, berwarna hitam, terdapat pemandangan Big Ben
dan kota London serta judul novelnya yang menggunakan tulisan timbul.
Tidak ada hal yang
sempurna. Disetiap kelebihan pasti selalu ada kekurangan. Kekurangan dari novel
ini adalah cerita saat klimaksnya kurang "greget" saat Vanessa dikabarkan jatuh
dari pesawat, tidak diberitahu oleh penulis kenapa pesawat tersebut bisa jatuh
dan tiba-tiba saja diceritakan bahwa Vanessa sudah di istananya. Lalu, ending
ceritanya juga terlalu dipaksakan dan kurang detail. Di novel ini terdapat kata
yang sangat asing bagi saya, yaitu bathopobia dan tidak ada catatan kaki atau
keterangan apapun mengenai kata tersebut dalam novel ini.
Kesimpulan
dari novel ini adalah menarik untuk dibaca, banyak kata-kata motivasi, dan dapat
dibaca oleh siapa saja. Walaupun masih ada beberapa kekurangan, namun kekurangan
tersebut dapat tertutupi dengan adanya kisah seru dan lucu antara Gilbert dan
teman-temannya serta kisah romantis antara Gilbert dan Vanessa.