Friday, April 3, 2020

#AprilProduktifDay3: Tukang Roti & Putri Kerajaan


           Jujur aku bingung ingin me-review buku apa. Setelah otak berputar memikirkan ingin review buku apa, akhirnya diputuskan bahwa aku akan review buku dengan judul the Royal Bread. Aku baru saja menyelesaikan buku ini beberapa waktu lalu, jadi masih teringat dengan jelas ceritanya seperti apa...hohoho (maap kadang sering lupa jalan cerita novel, wkwk). Langsung saja... check this out!

“Oh, ini bukan tentang siapa yang harus dicintai. Semua orang berhak mencintai dan dicintai. Ini bukan tentang kenapa aku bisa jatuh cinta pada seorang anak tukang roti. Tapi, ini memiliki arti yang lebih besar. Ini semua tentang cinta sejati.”– Putri Vanessa. (hal.151)


Novel ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Albert Glister, seorang anak penjual roti yang hidup di kota New York. Dia juga menjadi salah satu anak basket bersama sahabatnya yang bernama Jack. Suatu hari terdengar kabar bahwa putri kerajaan Inggris, yaitu Vanessa Carrol akan pindah ke sekolah yang sama dengan Albert. Saat hari kepindahan Vanessa tiba, terdapat penyambutan luar biasa dilakukan oleh sekolah. Beberapa hari kemudian, toko roti milik keluarga Albert terancam disita karena ayah Albert tidak mampu melunasi hutang akibat penggadaian toko tersebut. Kemudian munculah ide dari ibu Albert untuk mengajak Vanessa datang ke toko rotinya agar banyak wartawan yang meliput dan toko rotinya pun menjadi terkenal.

Albert berhasil mengajak Vanessa untuk datang ke toko rotinya. Vannesa membantu Albert dalam menyelesaikan permasalahan hutang ayahnya. Awalnya Albert berpikir bahwa ia tidak akan pernah memiliki perasaan untuk Vanessa, namun hati berkata lain, Albert menyimpan perasaan kepada Vannesa. Tetapi saat itu Vanessa sedang berpacaran dengan salah satu anak yang terkenal nakal di sekolah, yaitu Seth. Tak lama, terdengan kabar bahwa Seth dan Vanessa putus. Hal itu menjadi sebuah kesempatan untuk Albert. Kejadian-kejadian selanjutnya membuat Albert dan Vannesa semakin dekat dan muncul perasaan lain di antara keduanya.

Kelebihan dari novel ini adalah menggunakan gaya bahasa yang cukup ringan, jadi bisa dipahami oleh semua kalangan. Mengajak untuk melupakan orang yang telah menyakiti, banyak kata penyemangat dan motivasi. Lalu ceritanya juga sangat menarik, menurut saya novel ini gabungan cerita Sleeping Beauty dan kisah cinta antara Pangeran William dan Kate Middleton, walaupun tidak sepenuhnya mirip. Yang terakhir, sampulnya juga menarik, berwarna hitam, terdapat pemandangan Big Ben dan kota London serta judul novelnya yang menggunakan tulisan timbul.

Tidak ada hal yang sempurna. Disetiap kelebihan pasti selalu ada kekurangan. Kekurangan dari novel ini adalah cerita saat klimaksnya kurang "greget" saat Vanessa dikabarkan jatuh dari pesawat, tidak diberitahu oleh penulis kenapa pesawat tersebut bisa jatuh dan tiba-tiba saja diceritakan bahwa Vanessa sudah di istananya. Lalu, ending ceritanya juga terlalu dipaksakan dan kurang detail. Di novel ini terdapat kata yang sangat asing bagi saya, yaitu bathopobia dan tidak ada catatan kaki atau keterangan apapun mengenai kata tersebut dalam novel ini.

 Kesimpulan dari novel ini adalah menarik untuk dibaca, banyak kata-kata motivasi, dan dapat dibaca oleh siapa saja. Walaupun masih ada beberapa kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat tertutupi dengan adanya kisah seru dan lucu antara Gilbert dan teman-temannya serta kisah romantis antara Gilbert dan Vanessa.

6 comments:

  1. Aaakk arti cinta sejati yang secara nyata harus dirasakan agar tahu!

    ReplyDelete
  2. Good job mba, lengkap sekali reviewnya hihi

    ReplyDelete
  3. Ini asli mereview buku. Thanks sharing-nya, Ndis. :)

    ReplyDelete
  4. wah,cerita dimana tokoh utama pemain basket. jadi ingat komik Slam Dunk

    ReplyDelete
  5. saya jadi penasaran, kisah seru dan lucu seperti apa antara Gilbert dan teman-temannya yang mampu menutupi kekurangan novel ini 😅 terima kasih reviewnya.

    ReplyDelete